Nama : RICA
GUSTINI
Nim : 06121405011
Prodi : PPKn
Mata kuliah :
Antropologi Budaya
SEJARAH
MEGALITIKUM MENHIR BATU AJI
Sebuah desa kelahiran ibuku yang terletak dikapubaten lahat yaitu desa
karang dalam kecamatan pulau pinang.kirai kira 30 menit/80 km dari pusat kota
lahat dapat ditempuh melalui jalan darat
.jalan lintas kepagar alam melewati desa karang dalam sebelum desa ibuku
ada sebuah desa pagar batu dimana ada jembatan gantung untuk menyebrang sungai
lematang untuk menuju ke desa pagar batu saat kita memasuki desa karang dalam
kita mendapatan wisata kuliner yaitu jagung manis asli tanaman warga desa
sekitar kita bisa menikmatinya langsung dipondok tempat penjualannya semua
berjajaran menyuguhi semua yang dijualannya dari aneka minum jagung manis rebus
dan jagung bakar wisata ini terlihat rame apalagi kalo hari weekend
dengan melewati jembatan kecil tertanda dipapan desa karang
dalam dibawahnya sungai aeik asam (air asam ) bermuara ke sungai lematang yang
deras di aiek asam banyak yang sedang mandi ,mencuci pakaian piring dan lain
sebagainnya ,kata ibu kalo orang datangan mandi diaeik asam akan manis (enak
dilihat alias manis ) dulu disana ada pohon asam jadi dibilang aiek asam, dulu
airnya dalam dan deras tapi sekarang udah enggak lagi kata ibu
setelah memasuki dusun karang dalam ada
pertanyaan terlintas dibenakku dan akan kutannyakan pada nenekku, batu yang sangat besar hampir
separuh besar rumah warga tingginya dan uniknya disamping itu ada pondok dan
dipagari ada tulisan batu aji sejarah megalitikum menhir aku pun langsung
menuju rumah nenekku semua sanak saudaraku menyambut kami sekerluarga terasa
hangat haru dan senang
aku melihat nenek sedang duduk di
pance (teras rumah panggung) saya pun langsung mendekati nenek dan menannyakan
hal yang ingin kutanyakan pada nenek ,nek ? tanyaku : jawab nenek “ tuape cung
? batu yang ado didepan tadi batu apo nek ? besak nian nek batunyo ? nenekku langsung tersenyum dan
menjawab dengan bahasa lahatnya , ao jire(cerita ) nye batu itu batu aji dulu
ade jeme balek dari aji mbata(bawak) batu itu kedusun kite batu itu sebesak( pirek”an)tempat tumbukkan/gilingan cabe laea kelamean batu
itu besak sampai mba”k ini seiring waktu ke waktu jawabku :waah ajaib sungguh
luar biasa dengan wajah mengagumkan .nenek langsung berkata bersyukur itulah ciptaan allah kite dide tahu kadang
diluar kendali logika jeme semuanya atas
petunjuknya dan nenek langsung melanjutkan jirenye(ceritanya) konon batu itu
sacral dan suci lumut batu itu pacak nyembuhke jintirek (penyakit kulit panu,kudis,dan
kutil) dan jika ade keinginan dan keingianan itu tercapai biasanya akan
bernazar kebatu aji itu sedekah kepondoknya
dengan membawa makanan dan didampingi dengan jurai tue (pemangku adat)
mengucapkan rasa syukur kepada allah swt ,percaya gak percaya inilah yang
namanya kepercayaan kata nenek .
Dulu ade jeme datang sakndi(dari) dusun sebrang midang ke
dusun karang dalam dan nginak batu aji dan pondoknya ia pun langsung ngicekka
pondok itu seperti sangkar burung dan beberapa saat kemudian jeme itu dide
pacak keluar dari dusun kite dan selalu tersesat kemudian jeme tu
dikicekka oleh jurai tue ape yang kaba perbuat
atau dilakukan ,lalu jeme itu ngicek aku dide buat ape ape dan jurai tue bertanya ape yang kaba kate lau seorang itu menjawab terhingat ia tadi saya
mengatakan pondok batu aji seperti sangkar burung ,jurai tue langsung bilang engkase
(tak tahunya ) berarti kaba ni ngicekka kate kate yang sembarangan kemudian jeme itu dibawak ke
pondok batu aji didampingi dengan jurai
tue untuk meminta maaf atas perkataannya tadi kicekka nya tadi
Nenek pun langsung menasehatiku dimana pun berada ditempat
sendiri maupun ditempat orang jangan ngomong baseng-baseng ,harus sopan) becunoh
dan mengucapkan salam /permisi Dan aku
pun mengerti akan namanya kepercayaan kita masing masing dalam adat istiadat
suatu dusun antara percaya dan gak percaya harus tetap mengikuti kebudayaan
orang dusun dan menghargai serta menghormati akan kepercayaan itu ,