BAGI ANAK-ANAK PEREMPUAN BESARNYA DUKUNGAN
DAN TINGGINYA FREKUENSI USAHA PENGAWASAN ORANG TUA BERASOSIASI DENGAN RENDAHNYA
PENCAPAIAN DIBIDANG AKADEMIK
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Anak
merupakan anugerah dari allah SWT yang pantas kita syukuri dan amanah yang
harus kita jaga dan lindungi,dan Juga merupakan hal yang sangat berharga dimata
siapapun,khusunya orang tua .
Pendidikan memegang peran penting untuk menjamin kelangsungan hidup
bangsa dalam suatu Negara karena pendidikan merupakan faktor utama dalam
meningkatkan serta mengembangkan kualitas sumber daya manusia .didalam Undang -
Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Pasal 1 (citra umbara,2011:6) menyatakan bahwa :
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,pengendalian
diri,kepribadian ,kecerdasan akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan
dirinya ,masyarakat ,bangsa dan Negara
Salah satu cara untuk mencapai
tujuan pendidikan adalah dengan meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan mutu
pendidikan ini bertujuan agar siswa memperoleh prestasi belajar yang baik
sehingga perlu adanya dukungan orang tua ,guru dan masyarakat . peranan orang tua sangatlah dibutuhkan sebagai
penunjang prestasi akademik anak disekolah
Adapun yang dimaksud dengan dukungan orang tua bagi anak anak menurut
admin (2011:15) yaitu suatu bentuk perlakuan orang tua dalam memberikan
perhatian serta bantuan dalam masalah-masalah dibidang pendidikan guna mencapai
prestasi akademik yang dihadapi anaknya
Apabila pendidikan anak secara umum harus mendapat perhatian penuh
dari orang tua sejak lahir, maka pendidikan anak perempuan harus mendapat
perhatian yang lebih khusus lagi.
Hal itu karena anak perempuan adalah calon ibu. Banyak orang yang
salah dan meremehkan peran ibu. Hal ini terjadi terutama di kalangan masyarakat
pedesaan. Mereka menganggap pendidikan anak perempuan, baik formal atau
nonformal, adalah tidak atau kurang penting. ٍMereka berfikir, setinggi apapun
pendidikan seorang anak perempuan nantinya akan berakhir menjadi ibu rumah
tangga.
Namun tidak dapat dipungkirin Diabad 21 yang modern ini pendidikan
sangatlah penting bagi anak laki-laki maupun perempuan hal itu di buktikan
dengan adanya keberadaan perempuan diberbagai bidang pekerjaan yang dianggap
hanya laki-laki saja yang mampu misalnya saja seorang pilot perempuan,presiden
perempuan .sehingga anak perempuan berusaha dalam meningkatkan potensi yang ada
pada dirinya dengan cara sekolah baik formal dan informal dan berbagai les
,oleh karena itu perlu adanya pengawasan orang tua dalam pendidikan anak .
Pengawasan dalam kamus bahasa umum bahasa indonesia berarti penilik
dan penjagaan (Depdikbud,2001:17)jadi pengawasan berarti mempertahankan dan
menjaga dengan baik baik segala apa yang dilakukan anak dalam segala
aktivitasnya sedangkan dalam penelitian (Henderson dan Mapp, 2002; National
Standars For Parent/Family Involment Programs, 2004) membuktikan bahwa
pengawasan orang tua dalam pendidikan anak-anaknya dirumah berhubugan dengan,
(1) Potensi anak, (2) perilaku anak, (3) budaya.
Oleh karena itu pendidikan sangatlah penting bagi anak-anak baik
perempuan maupun laki-laki untuk mencerdarakan kehidupan bangsa dan bekal
hidupnya di masyarakat ,pencapaian prestasi akademik anak tidak lepas dari
dukungan dan pengawasan orang tua
Berdasarkan
uraian diatas,maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Bagi Anak-Anak Perempuan Besarnya Dukungan
Dan Tingginya Frekuensi Usaha Pengawasan Orang Tua Berasosiasi Dengan Rendahnya
Pencapaian Dibidang Akademik”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasakan
uraian latar belakang yang telah penulis paparkan ,maka yang menjadi
permasalahan dan penelitian ini adalah : Apakah benar bagi anak-anak perempuan
besarnya dukungan dan tingginya frekuensi usaha pengawasan orang tua
berasosiasi dengan rendahnya pencapaian dibidang akademik ?
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan
rumusan masalah diatas ,maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
Apakah benar bagi anak-anak perempuan besarnya dukungan oleh tingginya
frekuensi usaha pengawasan orang tua berasosiasiasi dengan rendahnya pencapaian
dibidang akademik
1.4 Manfaat Penulisan
Penelitian
ini penulis diharapkan dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan berdasarkan
tujuan penelitian diatas ,hasil penulisan ini diharapkan dapat bermanfaat:
1.4.1 Bagi dosen
Dapat dijadikan sebagai masukan yang
berguna dalam upaya meningkatkan prestasi belajar anak perempuan dengan
dukungan dan pengawasan dari orang tua
1.4.2.2 Bagi mahasiswa
Hasil
penelitian ini diharapkan agar penulis lebih memahami wawasan tentang bagi
anak-anak perempuan besarnya dukungan dan tingginya frekuensi usaha pengawasan
orang tua berasosiasi dengan rendahnya pencapaian dibidang akademik
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Anak
Dalam kamus umum bahasa
indonesia edisi ke 3 susunan W.J.S Poerdwinata,Anak Itu Dikelompokkan Menjadi
Tiga Golongan Yaitu Anak Kandung Atau Anak Dari Darah Daging Sendiri,Anak
Angkat,Yaitu Anak Yang Bukan Berasal Dari Keturunan Asli Atau Anak Orang Lain
Yang Diangkat Dan Diasuh Sebagaimana Anak Sendiri. Sedangkan Anak Tiri Adalah
Anak Yang Bukan Anak Kandung (Anak Bawakan Suami Atau Istri ) UNICEF mendefenisikan anak sebagai
penduduk yang berusia antara 0 sampai dengan 18 tahun. Undang-Undang RI Nomor 4
tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak, menyebutkan bahwa anak adalah mereka
yang belum berusia 21 tahun dan belum menikah.
Maka, secara
keseluruhan dapat dilihat bahwa rentang usia anak terletak pada skala 0 sampai
dengan 21 tahun. Penjelasan mengenai batas usia 21 tahun ditetapkan berdasarkan
pertimbangan kepentingan usaha kesejahteraan sosial, kematangan pribadi dan
kematangan mental seseorang yang umumnya dicapai setelah seseorang melampaui
usia 21 tahun.
Menurut Undang–undang
no 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak, hak anak adalah bagian dari hak
asasi manusia yang wajib dijamin, dilindungi dan dipenuhi oleh orangtua,
masyarakat, pemerintah dan negara.
Menurut Katz, kebutuhan
dasar yang penting bagi anak adalah adanya hubungan orangtua dan anak yang
sehat dimana kebutuhan anak, seperti : perhatian dan kasih sayang yang
kontinue, perlindungan, dorongan, dan pemeliharaan harus dipenuhi oleh orangtua
(Huraerah, 2006: 27)
Sedangkan,
Huttman merinci kebutuhan anak adalah :
1.
Kasih–sayang
orangtua
2.
Stabilitas
emosional
3.
Pengertian
dan perhatian
4.
Pertumbuhan
kepribadian
5.
Dorongan
kreatif
6.
Pembinaan
kemampuan intelektual dan keterampilan dasar
7.
Pemeliharaan
kesehatan
8.
Pemenuhan
kebutuhan makanan, pakaian, tempat tinggal yang sehat dan memadai
9.
Aktivitas
rekreasional yang konstruktif dan positif
10.
Pemeliharaan,
perawatan dan perlindungan (Huraerah, 2006: 28).
2.2
Dukungan Orang Tua
2.2.1
pengertian dukungan orang tua
Dukungan menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia adalah sesuatu yang didukung, sokongan; bantuan. Menurut
Hasbullah, orang tua adalah orang yang pertama dan utama yang bertanggung jawab
terhadap kelangsungan hidup dan pendidikan anaknya (2001:39). Jadi menurut
sumber di atas, dukungan orang tua adalah bantuan yang diberikan orang tua
sebagai orang yang bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup dan pendidikan
anaknya.
Sebagai orang tua harus
dapat membantu dan mendukung terhadap segala usaha yang dilakukan oleh anaknya
serta dapat memberikan pendidikan informal guna membantu pertumbuhan dan
perkembangan anak tersebut serta untuk mengikuti atau melanjutkan pendidikan
pada program pendidikan formal di sekolah.
Bentuk dan isi serta
cara-cara pendidikan didalam keluarga akan selalu mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan watak, budi pekerti dan kepribadian tiap-tiap manusia. Pendidikan
yang diterima dalam keluarga inilah yang akan di contoh oleh anak sebagai dasar
yang digunakan untuk mengikuti pendidikan selanjutnya disekolah.
2.2.2
Bentuk-bentuk Dukungan Orang Tua.
Mengingat tanggung
jawab pendidikan anak ditanggung oleh keluarga dalam pendidikan informalnya dan
ditanggung oleh sekolah dalam pendidikan formal, maka orang tua harus berperan
dalam menanamkan sikap dan nilai hidup, pengembangan bakat dan minat serta
pembinaan bakat dan kepribadian. Selain itu, orang tua juga harus memperhatikan
sekolah anaknya, yaitu dengan memperhatikan pengalaman-pengalamannya dan
menghargai segala usahanya serta harus dapat menunjukkan kerja samanya dalam
mengarahkan cara anak belajar di rumah, membuat pekerjaan rumahnya, tidak
menyita waktu anak dengan mengerjakan
pekerjaan rumah tangga, orang tua harus berusaha memotivasi dan membimbing anak
dalam belajar.
Pada dasarnya dukungan
orang tua terhadap pendidikan anaknya menyangkut empat hal pokok yaitu 1)
dukungan sosial ekonomi, 2) mental/ agama, 3) moral, dan 4) pendidikan.
1) Dukungan Sosial Ekonomi
Dukungan sosial ekonomi ini
berupa pemenuhan kebutuhan fisik
yaitu biaya pendidikan,
fasilitas belajar, alat
dan buku keperluan belajar. Untuk
memenuhi kebutuhan fisik tersebut tentunya berkaitan dengan status sosial
ekonomi keluarga atau
pendapatan di dalam
keluarga itu sendiri.
Sebagaimana di
kemukakan oleh Soekirno (2002: 37), menyatakan bahwa pendapatan masyarakat yang
kedudukannya sebagai tenaga kerja akan menerima gaji atau upah, pemilik
alat-alat modal akan menerima bunga, pemilik tanah dan harta tetap lain
menerima sewa, dan pemilik keahlian usahawan akan menerima keuntungan. Jadi
yang mencakup pendapatan ekonomi disini adalah segala penghasilan baik yang
berupa uang atau barang yang diterima sebagai balas jasa atau kontra prestasi.
Keluarga yang
memiliki pendapatan tinggi
akan dengan mudah memenuhi biaya kebutuhan pendidikan
anak yang meliputi peralatan sekolah, transportasi, sarana belajar dirumah,
baju seragam, biaya ekstra
kurikuler, dan tidak
terkecuali uang saku
anak. Dan sebaliknya, keluarga yang memiliki pendapatan
rendah akan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan anak.
Dengan
demikian, siswa yang
orang tuanya memiliki
pendapatan tinggi, semua kebutuhan yang berkaitan dengan aktivitas
belajar akan segera terpenuhi, sehingga
dengan pemenuhan kebutuhan belajar tersebut dapat menunjang tercapainya
prestasi belajar yang baik yang merupakan harapan atau cita-cita akhir dari
aktivitas belajar. Dan sebaliknya jika
dalam suatu keluarga yang status
ekonominya rendah akan
merasa keberatan dalam memenuhi kebutuhan belajar anaknya
secara penuh, sehingga kondisi yang seperti ini akan berdampak pada perolehan
prestasi belajar yang rendah.
2) Dukungan Mental/ Agama
Seorang anak yang saleh
dirumah, pasti akan mempengaruhi sikap kesiswaannya di sekolah. Anak saleh
tidak dilahirkan, tapi dibentuk dan dibina lewat pendidikan. Ilyas (1999: 176),
Rasulullah Saw. mengajarkan bahwa setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah.
Ibu bapaknya yang berperan merobah fitrah itu menjadi (dalam bahasa Rasul)
Yahudi, Nashrani, atau Majusi. Apabila
potensi/ fitrah anak ini tidak dibina, tentunya potensi tersebut akan
berkembang kearah yang bertentangan dengan maksud Allah menciptakannya. Setiap
orang tua mempunyai kewajiban memelihara dan mengembangkan fitrah atau potensi
dasar keislaman anak tersebut hingga tumbuh dan berkembang menjadi muslim yang
baik. Jadi
dari uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa orang tua diperintahkan
oleh Allah dan Rasulnya untuk memelihara keluarganya (termasuk anak) dari
siksaan api neraka dengan membina mental/ agama mereka secara baik.
3) Dukungan Moral
Dukungan moral dari
orang tua terhadap pendidikan anaknya dapat berupa perhatian terhadap pemenuhan
kebutuhan psikis yang meliputi kasih sayang, keteladanan, bimbingan dan
pengarahan, dorongan, menanamkan rasa percaya diri. Dengan perhatian
orang tua berupa pemenuhan kebutuhan tersebut diharapkan dapat memberikan semangat belajar anak guna meraih
suatu cita-cita atau prestasi. Berdasarkan fenomena
yang terjadi di masyarakat tidak semua
orang tua atau keluarga dapat memenuhi kebutuhan psikis tersebut karena adanya
berbagai macam susunan
atau karakter dalam sebuah
keluarga. Adapun mengenai susunan keluarga tersebut, Probbins membagikan
menjadi tiga macam yaitu:
-
Keluarga
yang Bersifat Otoriter.
Disini perkembangan anak itu semata-mata
ditentukan oleh orang tuanya. Sifat pribadi anak yang otoriter suka
meyendiri, mengalami kemunduran kematangannya, ragu-ragu didalam semua
tindakan serta lambat berinisiatif.
-
Keluarga
Demokrasi.
Disini sikap pribadi anak lebih dapat
menyesuaikan diri, sifatnya fleksibel,
dapat menguasai diri, mau menghargai pekerjaan orang lain, menerima
kritik dengan terbuka, aktif di dalam
hidupnya, emosi lebih stabil, serta mempunyai rasa tanggung jawab.
-
Keluarga
Liberal.
Disini
anak bebas bertindak
dan berbuat. Sifat-sifat
dari keluarga ini biasanya bersifat
agresif, tak dapat
bekerjasama dengan orang lain,
sukar menyesuaikan diri, emosi kurang stabil serta mempunyai sifat selalu
curiga (Ahmadi (1991:112).
Dari
Uraian diatas, pendidikan moral yang ditanamkan kepada anak, hasilnya adalah
sesuai dengan dimana anak itu dibesarkan. Apakah dia dibesarkan dalam keluarga
yang bersifat otoriter, demokratis, ataupun bersifat liberal. Perbedaan pola
asuh dari setiap keluarga akan berdampak pada sifat atau tingkah laku anak di
masing-masing keluarga. Hal ini merupakan hasil pola asuh dari perhatian yang
telah ditunjukkan kepada anak, sebagai contoh dalam belajar di sekolah.
4) Dukungan Pendidikan
Pendidikan yang akan
melahirkan anak saleh adalah pendidikan yanag seimbang, yaitu pendidikan yang
memperhatikan seluruh aspek yang ada pada diri manusia berupa hati, akal, dan
fisik. Pendidikan yang mengutamakan fisik dan mengabaikan akal dan hati akan
menghasilkan manusia hayawani (bersifat seperti hewan), bila hanya mengutamakan
pikiran saja menghasilkan manusia syaithani (bersifat seperti syetan),
sedangkan bila mengutamakan hati semata tentu tidak realistik, karena manusia
tidak bisa menjadi Malaikat (Ilyas,
1999:177).
Dari pendapat di atas,
maka dukungan orang tua dalam pendidikan adalah kesadaran akan tanggung jawab
mendidik dan membina anak secara terus menerus perlu dikembangkan pada setiap
orang tua tentunya dengan bekal teori-teori pendidikan modern sesuai dengan
perkembangan zaman. Bila hal ini dilakukan oleh setiap orang tua maka generasi
mendatang akan mempunyai kekuatan mental menghadapi perubahan dalam masyarakat.
Adapun tanggung jawab
pendidikan yang perlu disadarkan dan dibina oleh kedua orang tua terhadap anak
antara lain sebagai berikut:
-
Memelihara
dan membesarkannya. Tanggung jawab ini merupakan dorongan alami untuk
dilaksanakan agar anak hidup secara berkelanjutan.
-
Melindungi
dan menjamin kesehatannya baik secara jasmaniah maupun rohaniah dari berbagai
gangguan penyakit atau bahaya lingkungan yang membahayakan dirinya.
-
Mendidiknya
dengan berbagai ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang berguna bagi hidupnya.
-
Membahagiakan anak
untuk hidup di
dunia dan akhirat
dengan memberinya pendidikan
agama sesuai dengan ketentuan Allah sebagai tujuan akhir hidup muslim ( Ihsan,
1996 : 64 ).
Setelah tanggung
jawab orang tua
terhadap anaknya terwujud, tentunya peran orang tua tersebut mempunyai fungsi atau kegunaan
tersendiri yang kiranya dapat bermanfaat bagi anaknya tersebut dalam kehidupannya dimasyarakat. Menurut Hasbullah
(2001: 33) fungsi pandidikan yang ada dalam suatu keluarga tersebut meliputi:
-
Sebagai
pengalaman pertama masa kanak-kanak
-
Menjamin
kehidupan emosional anak
-
Menanamkan
dasar pendidikan moral
-
Memberikan
dasar pendidikan sosial
-
Meletakkan
dasar-dasar pendidikan agama bagi anak-anak.
2.3
Pengawasan Orang Tua
2.3.1
pengertian pengawasan orang tua
Menurut Leving dalan
Ihroni (2004: 68),mengatakan bahwa pengawasan orang tua adalah suatu
keberhasilan anaknya antara lain ditujukan dalam bentuk perhatian terhadap
kegitan pelajaran disekolah dan menekankan arti penting pencapaian pretasi oleh
sang anak, tapi disamping itu orang tua perlu menghadirkan pribadi sukses yang
dapat dijadikan teladan bagi anak.
Seperti yang dijelaskan dalam penelitian (Henderson dan Mapp, 2002;
National Standars For Parent/Family Involment Programs, 2004) membuktikan bahwa
pengawasan orang tua dalam pendidikan anak-anaknya dirumah berhubugan dengan,
(1) Potensi anak, (2) perilaku anak, (3) budaya.
Pengawasan orang tua dirumah
terhadap prestasi belajar siswa merupakan suatu keharusan yang dilakukan
oleh orang tua dalam rumah tangga, baik yang dilakukan sengaja ataupun tidak di
sengaja sebagaimana yang diungkapkan oleh Atmaja, (1991: 20) bahwa: Hendaknya
orang tua berhenti berhati lemah mengawasi anak-anaknya tetapi berhati kuat
dalam mendidiknya. Dengan demikian, orang tua merupakan peletakan pertama atau
peletakan dasar bagi perkembangan pendidikan anak, karena orang tua yang selalu
memperhatikan kebutuhan dan mengawasi anak-anaknya dalam memperlancar kegiatan
proses belajar anak baik dirumah maupun di sekolah sehingga anak dapat
berperestasi di sekolah.
Dalam hal ini orang tua
telah diketahui bahwa keluarga merupakan pusat pendidikan pertama dan utama
bagi anak, maka suasana rumah tangga juga harus memperhatikan kebutuhan anak
dalam menciptakan suasana emosional anak yang baik.
Selama ini telah
diakui bahwa keluarga adalah salah satu tri pusat pendidikan yang
menyelengarakan pendidikan secara
kodrati. Menurut Kamrani Buseri, (2004 :22)
bahwa pendidikan dilingkugan keluarga berlangsung sejak lahir, bahkan
setelah dewasa pun anak masih berhak diawasi oleh orang tuanya sekaligus
memberikan nasehat kepada anaknya. Oleh karena itu, keluarga memiliki
nilai-nilai dan strategi dalam memberikan pendidikan kepada anak.
Orang tua mempuyai kewajiban untuk selalu berusaha mengarahkan anaknya
kepada keberhasilan dan terhindar dari segala macam bentuk kesulitan sebab anak
harus diajar dan di biasakan agar segala yang dilakukan utamanya dalam kegiatan belajar dapat
berhasil dengan baik. Leman, (2006: 1) mengemukakan bahwa seorang anak akan
dapat berhasil dalam kegiatan belajarnya maka diperlukan adanya pengawasan dari
orang tua. Pengawasan dapat dilakukan dalam bentuk : (1) mengatur jadwal
pelajaran secara tepat, (2) memperhatikan anak pada saat ia belajar, (3)
mengecek serta mengoreksi dan hasil belajar yang dilakukan anak.
2.4
Prestasi Dibidang Akademis
2.4.1 Pengertian Prestasi Akademik
Prestasi
akademik merupakan perubahan dalam hal kecakapan tingkah laku, ataupun
kemampuan yang dapat bertambah selama beberapa waktu dan tidak disebabkan
proses pertumbuhan, tetapi adanya situasi belajar. Perwujudan bentuk hasil
proses belajar tersebut dapat berupa pemecahan lisan maupun tulisan, dan
keterampilan serta pemecahan masalah langsung dapat diukur atau dinilai dengan
menggunakan tes yang berstandar (Sobur,2006).
Jadi
prestasi akademik adalah suatu pencapaian siswa dibidang akademik, terdapatnya
perubahan yang ada pada dirinya serta dapat mengembangkan potensi siswa yang
dapat berkembang .
2.4.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Akademik
Menurut Soemanto (2006: 17) menyatakan faktor yang
mempengaruhi prestasi dan tingkah laku individu adalah:
a) Konsep diri
b) Locus of
Control
c) Kecemasan yang Dialami
d) Motivasi Hasil Belajar
sehingga
adapun faktor yang mempengaruhi prestasi akademik siswa yaitu berasalah diri
siswa kemudian ketakturan dan kecemasan yang dialami terhadap suatu kejadian
dan yang memotivasi dirinya
2.5
Analisis
Pengawasan orang tua
dalam pendidikan anak-anaknya dirumah berhubugan dengan : Potensi anak,
perilaku anak, budaya. Pengawasan orang tua dirumah terhadap prestasi belajar siswa merupakan
suatu keharusan yang dilakukan oleh orang tua dalam rumah tangga, baik yang
dilakukan sengaja ataupun tidak di sengaja. Orang tua biasanya lebih
meningkatkan pengawasan terhadap anaknya khususnya anak perempuan dibandingkan
anak laki-laki. Sebagaimana menurut papini & sebby (1998) didalam buku sundeck
(2007:221) bahwa orang tua membiarkan anak laki-laki untuk bersikap lebih
mandiri dibandingkan perempuan kekhawatiran orang tua terhadap kerentanan anak
perempuannya dalam hal seksualitas dapat mengakibatkan orang tua lebih banyak
memonitor perilaku mereka dan memastikan bahawa mereka dikawal, karena anak
perempuan mengalami lebih banyak konflik mengenai seks, pilihan kawan dan
penentuan jam malam dibandingkan anak laki-laki. Oleh karena itu peran orang tua sangatlah
penting dalam mendidik anak, orang tua perlu memberikan bentuk dukungan kepada
anaknya yaitu dukungan sosial ekonomi, mental/ agama, moral, dan pendidikan. Dukungan
moral misalnya berupa perhatian terhadap pemenuhan kebutuhan psikis yang
meliputi kasih sayang, keteladanan, bimbingan dan pengarahan, dorongan,
menanamkan rasa percaya diri. Dengan
perhatian orang tua berupa
pemenuhan kebutuhan tersebut diharapkan dapat
memberikan semangat belajar anak guna meraih suatu cita-cita atau
prestasi. Orang
tua merupakan pendidikan pertama bagi perkembangan pendidikan anak, karena
orang tua yang selalu memperhatikan kebutuhan dan mengawasi anak-anaknya dalam
memperlancar kegiatan proses belajar anak baik dirumah maupun di sekolah
sehingga anak dapat berperestasi di sekolah. Atas dukungan orang tua maka anak
akan menjadi lebih semangat dalam belajar. Hal ini benar bahwa sebagaimana yang
di kemukakan oleh Leman, (2006: 1)
seorang anak akan dapat berhasil dalam kegiatan belajarnya maka diperlukan
adanya pengawasan dari orang tua. Pengawasan dapat dilakukan dalam bentuk :
mengatur jadwal pelajaran secara tepat, memperhatikan anak pada saat ia belajar,
mengecek serta mengoreksi dan hasil belajar yang dilakukan anak. Namun
sebaiknya orang tua jangan terlalu berlebihan dalam mengawasi anak perempuan
karena sifat setiap individu berbeda-beda, ada yang sifat anak perempuan yang
senang diperhatikan dan ada yang tidak terlalu senang diperhatikan ataupun
diawasi terlalu berlebihan sehingga anak beranggapan orang tua tidak pernah
percaya apa yang dilakukan anaknya. Jadi orang tua sebaiknya lebih mengenal
sifat atau karakteristik anaknya dalam memberikan dukungan dan pengawasan orang
tua terhadap prestasi akademis anak.
BAB III
PENUTUP
3.1
Simpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa besarnya
dukungan orang tua bagi anak perempuan
terhadap pencapaian dibidang akademik dapat meningkatkan prestasi anak. Oleh
karena itu peran orang tua sangatlah penting dalam mendidik anak, orang tua
perlu memberikan bentuk dukungan kepada anaknya yaitu dukungan sosial ekonomi,
mental/ agama, moral, dan pendidikan. Dukungan moral misalnya berupa perhatian
terhadap pemenuhan kebutuhan psikis yang meliputi kasih sayang, keteladanan,
bimbingan dan pengarahan, dorongan, menanamkan rasa percaya diri. Dengan perhatian
orang tua berupa pemenuhan kebutuhan tersebut diharapkan dapat memberikan semangat belajar anak guna meraih
suatu cita-cita atau prestasi.
Tingginya frekuensi pengawasan orang
tua berasosiasi dengan rendahnya pencapaian dibidang akademik, karena jika orang tua terlalu memberikan
pengawasan yang terlalu tinggi atau memaksa maka anak akan merasa tertekan sehingga
rendahnya pencapaian anak di bidang akademis. jika anak itu terlalu tertekan
kemudian dapat menimbulkan depresi dan menimbulkan kesulitan dalam belajar untuk
mencapai keberhasilan dibidang akademik
Orang
Tua Memiliki Pengaruh Besar Terhadap Pencapaian Akademis Anak Khusunya Anak
Perempuan, tidak ada yang bisa membantu anak untuk berhasil tanpa adanya
dukungan orang tua serta pengawasan yang tidak terlalu ketat. dengan adanya
dukungan orang tua terhadap anak akan tercapainya keberhasilan dibidang akademis.
3.2 Saran
Diharapkan orang tua memberikan perhatian serta dukungan
yang lebih kepada anak untuk mencapai tujuan pendidikan serta menjalin hubungan
yang penuh pengertian artinya orang tua tidak perlu egois atau memaksakan
keinginan sendiri tanpa memikirkan keinginan anaknya.
DAFTAR PUSTAKA
Admin,hubungan
antara presepsi terhadap dukungan orang tua dibidang pendidikan dan cara
belajar dengan prestasi belajar pada siswa siswi di smk st coralus Surabaya
diakses tanggal 08 november 2015 (htpp//www.digilib.ubaya.ac.id/…/index.php?)hlm
14-15
Henderson
dan Mapp, 2002; National Standars For Parent/Family Involment Programs, 2004
Hasbullah.
(2001). Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Huraerah,
Abu, M. Si., 2006. Kekerasan terhadap
Anak. Bandung: Penerbit Nuansa.
Kamus
bahasa indonesia . htpp//www.kamusbahasaindonesia.ac.id/…/index.php) diaskes
tanggal 09 november 2015
Sobur.
2006. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia.
Soemanto,
Wasty.2006. Psikologi Pendidikan Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan. Jakarta:
Rineka Cipta.
Soekirno,
S. 2002. Pengantar Teori Mikro Ekonomi Edisi ketiga. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Sundeck
.2007. Remaja. Jakarta:Pt.Glora Aksara Pratama
http://aaps10.blogspot.co.id/2012/11/dukungan-orang-tua.html . diaskes tanggal
08 November 2015
http://www.landasanteori.com/2015/08/pengertian-anak-menurut-definisi-ahli.html. Diakses tanggal
08 November 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar